Sabtu, 17 Mei 2014

DALAM DOAKU

Dalam doa subuhku ini kau menjelma langit yang semalaman
    tak memejamkan mata, yang meluas bening siap
    menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena
    akan menerima suara-suara

Ketika matahari mengambang tenang diatas kepala, dalam
    doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau
    senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan
    muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang
   mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di
   ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang
   tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat
    perlahan dari nun disana, berjingkat dijalan kecil itu,
    menyusup di celah-celah jendela dan pintu, dan menyentuh-
    menyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-
    bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan
    sabar bersitahan dengan rasa sakit yang entah
    batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang
    tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

Aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai
    mendoakan keselamatanmu


Dari buku Hujan Bulan Juni,
sepilihan sajak Sapardi Djoko Damono
(1989)

Jumat, 16 Mei 2014

Percakapan Malam Hujan

Hujan yang mengenakan mantel, sepatu panjang, dan payung,
berdiri disamping tiang listrik. Katanya terhadap lampu jalan,
"Tutup matamu dan tidurlah. Biar kujaga malam."


"Kau hujan memang suka serba kelam serba gaib serba suara desah;
asalmu dari laut, langit, dan bumi; kembalilah,
jangan menggodaku tidur. Aku sahabat manusia. Ia suka terang"


Jumat, 09 Mei 2014

Dunia adalah Bangunan Keropos

 "Sesungguhnya bangunan wujud (dunia) ini, akan rusak binasa sendi-sendinya, dan akan musnah semua kemuliaan (kebesarannya)"
          Itulah dunia, tidak kekal, karena memang sifatnya fana. Kefanaan dunia ini nampak pada sifat-sifatnya, yakni sementara dan cepat rusak, membosankan, kalau tidak suka dibuang, menjadi barang yang tidak berharga, akhirnya tidak disukai lagi dan menjadi tidak berharga lagi. Itulah dunia. Semua yang ada di alam ini adalah barang tontonan, datang lalu pergi, disukai lalu dibenci.

        Pandanglah kefanaan diri kita sendiri. Masa bayi menjadi masa anak-anak, dalam proses perubahan terus-menerus, lalu menjadi manusia sempurna jasmani dan rohaninya. Lalu memasuki masa tua, sekujur tubuh kita pun mengalami perubahan. Rambut menjadi putih, kulit menjadi keriput, mata menjadi rabun, gigi menjadi ompong, tubuh yang dulunya kokoh menjadi lemah, dan selanjutnya kita pun musnah dari muka bumi ini dengan kematian. Tidak ada seorangpun yang abadi di muka bumi ini. 

        Dunia bukan tempat yang harus dipeluk erat-erat, ia adalah rumah kontrak sementara. Manusia akan menemukan rumah yang abadi darul khuld, darul ahirat yang tidak akan ditinggalkan dan tidak meninggalkannya.


Dan diakhiri dengan doa, 
"Dan katakanlah wahai Tuhanku, masukkanlah aku dengan cara yang baik dan keluarkanlah aku dengan cara yang baik pula, agar pandanganku tetap pada kekuasaan dan kekuatan-Mu, ketika Engkau memasukan aku, demikian juga penyerahan jiwa raga dan ketetapan hanya kepada-Mu, disaat Engkau mengeluarkan aku"

"Dan Jadikanlah untukku dari sisi-Mu kekuasaan penolong yang akan menolongku, dan menolong kawan-kawanku, dan bukan penolong nafsu dan musuh-musuhku, menolong agar mampu mengetahui kelemahan diriku dan nafsuku, dan menghilangkan perasaan yang terkungkung dalam jiwaku"


Sedang membaca Mutu Manikam dari Kitab Alhikam Bab 93
Semoga selalu dalam pengawasan Allah, semoga :')

Mari Bercerita




Seperti yang biasa kau lakukan 

Di tengah perbincangan kita 
Tiba-tiba kau terdiam 
Sementara ku sibuk menerka 
Apa yang ada dipikiranmu 

Sesungguhnya berbicara denganmu
Tentang segala hal yang bukan tentang kita
Mungkin tentang ikan paus di laut
Atau mungkin tentang bunga padi di sawah 

Sungguh bicara denganmu 
Tentang segala hal yang bukan tentang kita 
Selalu bisa membuat semua lebih bersahaja 


Malam jangan berlalu
Jangan datang dulu terang
Telah lama kutunggu
Kuingin berdua denganmu
Biar pagi datang setelah aku memanggil....
terang! 



Hai pencuri kau, terang! 
Sungguh berbicara denganmu 
Tentang segala hal yang bukan tentang kita 
Mungkin tentang ikan paus di laut 
Atau mungkin tentang bunga padi di sawah 


Sungguh bicara denganmu
Tentang segala hal yang bukan tentang kita
Selalu bisa membuat semua lebih bersahaja 



Malam jangan berlalu 
Jangan datang dulu terang 
Telah lama kutunggu 
Kuingin berdua denganmu 
Biar pagi datang setelah aku memanggil.... 
terang! 


Malam jangan berlalu
Jangan datang dulu terang
Telah lama kutunggu
Kuingin berdua denganmu
Biar pagi datang setelah aku memanggil....
terang!
Hai pencuri kau, terang! 

Sedang mendengarkan Payung Teduh.
Mari Bercerita di waktu yang tepat,
 bercerita yang bukan tentang kita