Sabtu, 05 Desember 2015

Pijakan Pertama di Field


Aku tanggalkan sudah gelar mahasiswa dari pundakku. Ya sekarang aku sudah menjadi seorang pekerja profesional. Semangat berapi-api jiwa mahasiswa mulai harus aku batasi saat ini. Bukan lagi untuk berbicara keras di depan publik guna menurunkan harga BBM atau ikutan aksi solidaritas mahasiswa. Seniorku berkata padaku bahwa mahasiswa harus bisa mempertahankan idealismenya, bahwa mahasiswa selayaknya berperan sebagai agent of change. Ya aku sependapat dengan ini. Tetapi realitanya ? Semakin dewasa idealisme akan selalu berbenturan dengan realita. Mengenai hal ini sejujurnya aku orang yang cukup idealis. Aku turut berjuang mempertahankan idealisme ku termasuk ketika aku memilih pekerjaan.

Pekerjaan aku ini bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas. Sebuah pekerjaan yang sudah aku idamkan sejak di bangku kuliah. Pekerjaan ku ini memaksa aku berminggu-minggu di Field. Saat ini tepat setahun aku bekerja. Aku masih ingat dengan jelas pertama kali aku menginjakkan kaki ke Field. Cepu, field pertamaku dan pertama pula aku berkunjung ke daerah ini. Berangkat dari Jakarta dengan kereta api aku memulai perjalananku. Sesampainya di Stasiun Cepu aku melanjutkan perjalanan lagi menuju field sekitar dua jam. Cepu kota yang panas ! Umpatku pertama kali sampai di kota ini. Aku tidak suka berbohong, tapi benarlah daerah ini sangat gersang dan panas. Banyak yang mengeluh Jakarta panas, tapi coba datang dululah ke daerah ini.


Sampailah aku di field. Maaf lebih tepatnya hutan. Sejauh mata memandang hanya pohon jati yang tampak. Masih banyak suara serangga-serangga ketika malam menjelang. Dan paling kesalnya lagi adalah nyamuk. Lotion anti nyamuk merupakan senjata jitu ketika malam datang. Sinyal internet dan telefon pun, aku harus mencari spot-spot tertentu agar menggapainya. Saat itu sedang musim hujan, lumpur setinggi betis makanan sehari-hari sepatu safetyku. Ya kala itu memang banyak hal yang kukeluhkan. Tapi bukankah aku harus melihat kebelakang lagi, banyak juga yang kuperjuangkan untuk sampai pada titik ini. 

Sebja di camp

Perjalanan dari camp ke lokasi



Ditulis di Hululais, Bengkulu
1 Tahun sudah aku bekerja.
Catatan ini dibuat dalam rangka 
"Cerita Mini 300 kata throwback 2015" oleh Penerbit buku Bentang Pustaka

Senin, 23 November 2015

Asumsi singkat tentang harga minyak dunia yang kian anjlok.

Ada pertanyaan dari ask.fm saya mengenai Kenapa harga minyak dunia turun..
Asumsi saya dr beberapa sumber ada beberapa hal yg bikin minyak dunia down.

  • Di pertengahan tahun 2014 ISIS turut menyumbang hal ini, mereka menjual di pasar gelap minyak2 mentah hasil rampasan dengan harga yg jauh lebih murah. 
  • Ditemukannya cadangan minyak dalam jumlah cukup besar di amerika utara (kanada, US, dsb.)
  • Tiongkok sebagai salah satu pengonsumsi minyak terbesar mulai menurunkan konsumsinya. Otomatis pasokan akan lebih banyak dr pd konsumsi. 
  • Negara OPEC tetap melakukan eksplorasi besar2an setiap harinya mencapai 30juta barell. Dan negara2 OPEC ini tidak mau membatasi produksinya, ya berefek pada jumlah pasokan yg semakin banyak. Lain hal dengan Iran dan rusia yg sengaja menekan produksi dan eksplorasinya berupaya agar minyak dunia kembali stabil.
  • Banyak negara2 mulai sadar bahwa energi alternatif yang ramah lingkungan harus lebih digalakan. Sehingga penggunaan minyak sebagai sumber energi utama mulai dibatasi. Indonesia memberikan andil besar terhadap polusi udara akibat bahan bakar minyak. Ya tau sendiri negara kita memang masih ketergantungan dengan sumber ini.
Mari berdoa, agar minyak dunia kembali meroket lagi :)



Hululais, Bengkulu.
Malam 21.00 WIB

Rabu, 28 Oktober 2015

Malam di Marunda

Tahukah kawan sebagai apa rupa marunda itu?
Debu yang beterbangan ketika siang, suara trailer angkutan yang tiada henti selama 24 jam, dan panas yang menyengat pada siang hari pula. Saya berusaha mencintai dengan sangat tempat ini. Susah sekali, kawan. Saya sangat suka orang-orang di dalamnya. Mungkin hanya tempat alasan tidak suka lain yang saya dapat.

Dan tepat malam ini, saya kembali menginap di sini. Pikir saya banyak yang bisa saya kerjakan malam ini. Seperti mempersiapkan bahan presentasi di kantor Jumat esok. Terkadang saya ingin dipahami, dipahami dalam hal kesibukan. Saya sangat menghargai orang-orang yang selalu ada untuk saya. Entah itu mereka dengan ikhlas atau hanya karena suatu alasan. Saya tetap berharap kalau alasan pertama lah yang sebetulnya.Walaupun pada akhirnya ada orang yang ternyata kesal dengan kesibukan saya, saya tetap mencintainya.








Malam di marunda, Jakut. 01.00 pm

Kamis, 23 Juli 2015

"Bukankah cara terbaik mendapatkan jodoh yang sesuai keinginan adalah dengan meningkatkan kualitas pribadi kita sendiri?''
Percayalah lelaki yang baik untuk wanita yang baik.