Kamis, 24 April 2014

Aku Pedagang Asongan

Aku menunggu dan menanti
Fajar pun masih terlalu lama ku tunggu
Atau penikmat bisingnya jalanan yang kunanti?
Menanti uluran tangan mereka, iba melihatku ?
Tidak, bukan itu tujuan hidupku

Tapi apa? Apa yang kucari di malam kelam ini?
Belas kasihan lagi?
Hei tidak sekarang, itu dulu saat bimbang

Sebenarnya..
Aku menanti sesuatu yang halal
Halal karena jerih keringatku
Yang tak hanya menopang dagu
Aku mencari sesuatu yang sah
Sah menurut kacamata khalayak
Bukan pandangan sebelah si anak
Aku menunggu janji sang waktu
Waktu yang takan berhenti dan kembali
Waktu yang memberi rizki dari Gusti

Aku memilih menjadi pedagang asongan
Walaupun malam kelam,
tapi aku masih punya fajar, sayang.




Baru saja,
Melihat pedagang asongan yang belum juga pulang, ketika malam.
-Masjid Salman, 23.50 WIB Ridho Rizqi F-


Rabu, 23 April 2014

Tolong ya, sob ?

(((suatu waktu)))
Dengan gelak canda tawa, saya berjalan bersama seorang sahabat, menuju parkiran motor di Sipil. Sedikit hujan, sambil mententeng catatan harian saya.

Saya : "Sob, klo suatu saat nanti saya mati duluan, dan Njenengan udah jadi penulis hebat, tolong tulis ulang dan terbitkan buku catatan harian saya ini, ya ?"
Sohib : (tersenyum)