Aku tanggalkan
sudah gelar mahasiswa dari pundakku. Ya sekarang aku sudah menjadi seorang pekerja
profesional. Semangat berapi-api jiwa mahasiswa mulai harus aku batasi saat
ini. Bukan lagi untuk berbicara keras di depan publik guna menurunkan harga BBM
atau ikutan aksi solidaritas mahasiswa. Seniorku berkata padaku bahwa mahasiswa
harus bisa mempertahankan idealismenya, bahwa mahasiswa selayaknya berperan sebagai
agent of change. Ya aku sependapat
dengan ini. Tetapi realitanya ? Semakin dewasa idealisme akan selalu
berbenturan dengan realita. Mengenai hal ini sejujurnya aku orang yang cukup
idealis. Aku turut berjuang mempertahankan idealisme ku termasuk ketika aku
memilih pekerjaan.
Pekerjaan aku
ini bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas. Sebuah pekerjaan yang sudah
aku idamkan sejak di bangku kuliah. Pekerjaan ku ini memaksa aku
berminggu-minggu di Field. Saat ini tepat setahun aku bekerja. Aku masih ingat
dengan jelas pertama kali aku menginjakkan kaki ke Field. Cepu, field
pertamaku dan pertama pula aku berkunjung ke daerah ini. Berangkat dari Jakarta
dengan kereta api aku memulai perjalananku. Sesampainya di Stasiun Cepu aku
melanjutkan perjalanan lagi menuju field sekitar dua jam. Cepu kota yang panas
! Umpatku pertama kali sampai di kota ini. Aku tidak suka berbohong, tapi
benarlah daerah ini sangat gersang dan panas. Banyak yang mengeluh Jakarta
panas, tapi coba datang dululah ke daerah ini.
Sampailah
aku di field. Maaf lebih tepatnya hutan.
Sejauh mata memandang hanya pohon jati yang tampak. Masih banyak suara
serangga-serangga ketika malam menjelang. Dan paling kesalnya lagi adalah
nyamuk. Lotion anti nyamuk merupakan senjata jitu ketika malam datang. Sinyal
internet dan telefon pun, aku harus mencari spot-spot tertentu agar menggapainya.
Saat itu sedang musim hujan, lumpur setinggi betis makanan sehari-hari sepatu safetyku. Ya kala itu memang banyak hal
yang kukeluhkan. Tapi bukankah aku harus melihat kebelakang lagi, banyak juga
yang kuperjuangkan untuk sampai pada titik ini.
Catatan ini dibuat dalam rangka
"Cerita Mini 300 kata throwback 2015" oleh Penerbit buku Bentang Pustaka